Wednesday, April 15, 2009

Inovasi saja tidak cukup

Inovasi Saja Tidak Cukup
Oleh : Riandi
Inovasi untuk hal baru merupakan hal yang baik. Namun ada banyak inovasi yang belum tentu dapat diterima oleh pengguna meskipun inovasi itu berhasil menciptakan sesuatu yang dapat membuat berbagai hal menjadi lebih baik.Keyboard QWERTY diciptakan untuk memperlambat kecepatan mengetik.Ketika itu mengetik masih menggunakan peralatan mekanis yang tak mampu menampung kecepatan mengetik sehingga jarum-jarum mekanis mesin ketik saling berbenturan. Karena itulah pada tombol ketik QWERTY justru huruf yang sering dipakai diletakkan saling berjauhan dan diusahakan hanya terjangkau oleh jari yang lemah.Inovasi menggunakan tombol ketik DVORAK telah dibuktikan mampu mempercepat kecepatan pengetikan dengan cara mengumpulkan huruf yang sering dipakai berdekatan.Saat ini pengetikan telah menggunakan komputer.Tapi anehnya tombol ketik susunan QWERTY masih terus dipakai hingga kini meskipun kurang efisien. Hal ini karena sudah terlanjur sehingga sulit untuk diubah. Perlu waktu lama dan biaya yang sangat tinggi untuk mengubah peralatan secara fisik dan keterampilan mengetik yang sudah terlanjur menggunakan QWERTY.Jadi mungkin untuk selamanya hal itu akan dibiarkan saja.
Untuk sistem operasi yang digunakan di Netbook Microsoft mendapat untung tak terduga dari konsumen yang terbiasa menggunakan Windows. Beralih menggunakan sistem operasi Linux yang gratis kurang nyaman karena kurang terbiasa. Akhirnya konsumen kembali lagi ke Windows meskipun tidak gratis.Sehingga walaupun pada awalnya Windows kalah di Netbook namun kemudian situasi menjasi berbalik dimana sistem operasi Windows mendominasi sistem operasi untuk Netbook.
Meskipun kadangkala inovasi saja tidak cukup untuk mengubah kebiasaan lama yang telah mendarah-daging namun bukan berarti inovasi tidak perlu dilakukan. Inovasi adalah kata wajib yang harus dilafalkan jika ingin terus mencapai kehidupan yang lebih baik. Ada beberapa strategi yang dapat diterapkan agar inovasi dapat diterima. Dimana masing-masing strategi tersebut dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada.
Strategi yang pertama adalah dengan membuat jaringan sendiri agar inovasi tersebut dapat diterapkan. Internet merupakan hal yang baru pada waktu ia diciptakan dan mulai diterapkan. Masalahnya terletak pada jaringan yang belum memadai dan masih terbatas. Perlu waktu puluhan tahun agar internet dapat diterima secara luas. Ini adalah contoh inovasi merombak yang sukses Sekarang mungkin kita tak bisa hidup tanpa internet, kalau dulu?
Hal lain yang dapat dilakukan sebagai alternatif strategi yang kedua adalah dengan cara memanfaatkan jaringan, sistem yang sudah ada. Cara ini relatif lebih rendah resikonya untuk ditolak oleh konsumen. Google, Yahoo, Facebook,Youtube menjadi demikian populer dalam waktu yang relatif singkat karena mendompleng sistem yang sudah ada yaitu internet. Jadi, semakin banyak pengguna internet, semakin berkembang jaringan yang terhubung ke internet maka situs-situs dunia maya tersebut juga akan semakin berkibar dan berjaya. Sehingga timbul pertanyaan apakah Google yang membuat internet maju atau internetlah yang membuat Google berkembang? Persis dengan pertanyaan ayam dulu atau telur dulu yang muncul.
Alternatif lain lagi yang dapat membuat inovasi tak dapat ditolak oleh konsumen adalah dengan cara menjadi pelengkap atau tambahan bagi sistem yang sudah ada. Jadi inovasi yang dilakukan tidak merombak sistem yang telah ada melainkan membuatnya semakin sempurna.
Pertempuran antara Long Term Evolution (LTE) dengan Wimax sebagai inovasi sarana komunikasi generasi ke-empat (4G) dapat menjadi contoh yang sangat menarik. Sama-sama memiliki keandalan teknologi masing-masing yang hampir serupa yaitu kecepatan tinggi dan efisiensi spektrum yang lebih baik sehingga biaya komunikasi menjadi lebih murah dan dapat mencapai daerah jangkauan yang lebih luas.Mempunyai dua kubu fanatik yang akan berusaha membela dan mengembangkannya. Namun, ada satu hal yang membuat LTE akan lebih unggul di masa mendatang. Jika Wimax harus membuat jaringan baru, maka LTE tidak perlu melakukan itu karena teknologinya yang berbasis pada teknologi GSM yang sudah ada dan mapan. Hasilnya tentu saja operator telekomunikasi sebagai pihak penyelenggara jasa telekomunikasi akan lebih memilih LTE dibanding Wimax. Dengan LTE pihak operator tidak perlu mengubah jaringan yang sudah ada, cukup menambah sistem LTE pada jaringan GSM yang sudah ada. Dengan demikian pelanggan 2G dan 3G yang menjadi mayoritas pelanggan komunikasi dapat tetap menggunakan peralatan lama mereka sambil menunggu waktu untuk menggunakan perangkat 4G. Sederhana sekali bukan?
Dengan demikian maka yang perlu diperhatikan untuk menerapkan inovasi adalah kesiapan pasar untuk menerimanya. Inovator perlu trengginas agar tidak tergilas dan perlu bijak agar tidak terinjak. Bagaimana dengan Anda?
Riandi
Penulis adalah guru swasta mengajar di SMA PGRI Piasak, Selimbau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Indonesia.
HP. 081352471543

No comments:

Post a Comment