Monday, July 20, 2009

Empat Kunci Memenangkan Persaingan Global

Empat Kunci Memenangkan Persaingan Global

Oleh : Riandi

Untuk memenangkan persaingan global tidak cukup hanya dengan wacana.
Apalagi, wacana tersebut hanyalah sekedar slogan yang menjadi pemanis
bibir dalam persaingan politik. Dan juga tujuan pelontaran wacana
tersebut kadangkala lebih sering hanyalah untuk saling menjatuhkan
tanpa tindakan yang konkrit. Ketika sedang ribut-ribut tentang ekonomi
kerakyatan vs neoliberal maka perlu dicermati lebih lanjut apa latar
belakang dibalik itu semua. Apakah itu hanya sekedar wacana kosong,
permainan kata-kata, perang urat syaraf yang dilontarkan oleh
segelintir orang untuk kepentingan pribadi atau golongannya belaka.
Daripada meributkan dan dipusingkan oleh istilah-istilah yang
dipolitisir tersebut tentu akan lebih baik mengambil contoh-contoh
nyata yang telah dilakukan oleh pelaku-pelaku bisnis dunia. Pelajaran
yang dapat diambil dari mereka jelas lebih bersifat praktis dan
tentunya lebih berpijak di dunia nyata untuk diterapkan guna
memenangkan persaingan global.
Ada empat kunci yang dapat dipelajari. Kunci pertama yang dapat
dipelajari adalah tentang fokus. Bermain di arena tertentu. Memusatkan
perhatian dan kekuatan pada titik atau bidang tertentu saja. Karena
takkan ada yang bisa menang di semua bidang, di semua hal. Bidang yang
dapat dimasuki, dijelajahi untuk bisnis sangatlah luas. Untuk menjadi
pemenang, dasar pertama yang diperlukan adalah fokus, yaitu
mendefinisikan ruang lingkup bisnis pada bidang tertentu. Tujuannya
adalah menjadi yang terbaik di bidang masing-masing.
Microsoft fokus di pengembangan software. Sistem operasi Microsoft
windows beserta Office-nya mendominasi di ranah PC, Notebook dan
Netbook. Meskipun kemudian Microsoft terjun ke bisnis mesin pencari
dengan Bing, atau Xbox untuk konsol game, ruang lingkupnya masih tetap
diseputar teknologi informasi komunikasi. Google fokus menjadi pemain
di layanan internet. Sebagai situs mesin pencari raksasa dunia yang
juga menyediakan berbagai layanan lainnya seputar internet seperti
email, peta, blog, dan lain sebagainya.
Facebook fokus di situs jejaring sosial yang kepopulerannya bahkan
mampu menyaingi Google di ranah dunia maya. Dan sebagai akibat
perkembangan teknologi, akses internet tidak lagi harus melalui PC
atau laptop, saat ini dapat dilakukan melalui ponsel. Sehingga, yang
menerima berkah terbesar tentu saja Google, Facebook yang semakin
mudah diakses. Bahkan, dari ponsel low end yang berharga murah juga
dapat mengakses asalkan telah dilengkapi dengan GPRS. Ini membuat
jangkauan kedua situs tadi mampu menjangkau ke berbagai belahan dunia
dimana mayoritas pengguna ponsel kebanyakan adalah pengguna ponsel low
end. Dengan berfokus pada bidang tertentu yang banyak dibutuhkan oleh
pasar / orang banyak maka terciptalah keunggulan secara alami.
Selanjutnya yang menjadi kunci kedua adalah jeli membaca pasar.
Mengerti kebutuhan,kemauan pasar. Dalam bidang yang seolah-olah
pemainnya sudah sesak dan dikuasai oleh pemain kuat sebenarnya tetap
ada celah yang dapat ditembus. Apple menelurkan i-Phone setelah
kesuksesan pemutar musik portable i-Pod. Pasar memerlukan pemutar
musik yang multifungsi,multimedia, yang dapat digunakan untuk
menelpon,browsing internet, dan memutar film serta mendengarkan musik.
Untuk pasar yang demikian sudah ada pemain besar seperti Nokia, Sony
Ericcson, Samsung dan lain-lain dengan ponsel multimedia
masing-masing.
Namun, dari semua pemain tersebut anehnya tidak ada yang serius
menggarap ponsel multimedia layar sentuh yang nyaman digunakan bahkan
dengan sentuhan jari. Inilah yang sebenarnya dibidik oleh Apple
melalui i-Phone. Dan hasilnya adalah i-Phone laris manis di pasar
meskipun dijual dengan harga yang tidak murah. Pada saat
peluncurannya, i-Phone 3GS sebagai generasi terbaru i-Phone sudah
mampu menembus angka penjualan 1 juta unit dalam waktu 3 hari.
Hal yang sama juga dialami oleh RIM dengan Blackberry-nya. Pada
awalnya membidik pasar korporat dan bisnis dengan layanan pushmail
yang bisa terima kirim email langsung dari ponsel. RIM menjual layanan
sekaligus perangkatnya meskipun dalam perkembangannya smarphone dari
vendor lain (Nokia, misalnya) juga dapat digunakan untuk berlangganan
layanan internet Blackberry. Pengguna perangkat dan layanan Blackberry
kemudian berhasil merambah pengguna yang lebih luas. Akan tetapi,
untuk i-Phone dan Blackberry yang berasal dari kasta smartphone
sebenarnya pada awalnya ditujukan untuk pengguna yang smart.
Kemudian,akibat publisitas yang cerdik dan perkembangan teknologi
jaringan telekomunikasi, trend yang terjadi kemudian adalah pengguna
smartphone tidak semata pengguna yang smart melainkan juga pengguna
yang belum tentu smart. Kok bisa ? Tentu saja bisa, karena ternyata
menurut anggapan konsumen yang tidak smart itu tadi, dengan memiliki
perangkat smartphone akan membuat mereka kelihatan smart dan gaya.
Meskipun perangkat smartphone itu tidak digunakan secara maksimal.
Biarpun harganya tidak murah. Yang penting kelihatan gaya dan keren.
Untuk pasar yang seperti ini jelas bukan semata logika yang bermain
melainkan emosi. Sehingga disini jelas perlu jeli memenuhi kebutuhan
pasar dengan inovasi yang belum dijamah oleh pemain sebelumnya yang
sudah ada.
Lalu yang menjadi kunci ketiga adalah menggabungkan kekuatan alias
kerjasama. Setelah fokus dan menjadi pemain yang kuat dan
diperhitungkan di bidang masing-masing maka perlu mencari sekutu guna
memaksimalkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan untuk dapat terus
berkembang dan menjadi pemain bisnis yang tangguh. Nokia menggandeng
Intel. Nokia produsen ponsel. Intel produsen prosesor. Keduanya telah
sepakat untuk bekerjasama. Gabungan dari kedua pemain yang merupakan
pemain pasar terbaik di bidangnya masing-masing tersebut jelas akan
memiliki serta menjanjikan potensi yang sangat hebat. Bisa dibayangkan
kira-kira bagaimana hasilnya ponsel cerdas yang dapat dihasilkan dari
kolaborasi keduanya. Bagi yang paham teknologi bahkan yang awam
sekalipun, ponsel Nokia dengan prosesor Intel di dalamnya dapat
menjadi jaminan mutu yang dinanti oleh pasar. Penggabungan kekuatan
kedua raksasa tersebut jelas akan menghasilkan kekuatan yang lebih
besar lagi.
Dan sebagai kunci keempat adalah tiru dan modifikasi. Meskipun bukan
yang pertama bukan berarti peluang menang tidak ada. Pemain yang
datang kemudian punya peluang mengalahkan pemain yang sudah ada.
Pangsa pasar dari situs search engine atau mesin pencari merupakan
salah satu jenis situs yang memiliki prospek cerah. Itu sebabnya
Microsoft kelihatan ngotot untuk meluncurkan situs mesin pencari Bing
untuk mengalahkan Google. Keunggulan dari Bing tersebut terutama
adalah pada kemampuan search engine yang digadang-gadang lebih baik
dari Google dalam hal ketepatan hasil pencarian. Meskipun mengalahkan
Google saat ini masih terasa mimpi bagi Microsoft, Bing sudah berhasil
mengalahkan Yahoo dan menempati posisi kedua dalam pangsa pasar search
engine.
Nokia meluncurkan Nokia Messaging sebagai layanan pushmail tandingan
Blackberry. Meskipun menjadi pemain pendatang baru dalam layanan
pushmail, Nokia memiliki peluang sangat besar untuk mengalahkan
Blackberry karena cakupan ponsel Nokia yang dapat menggunakan pushmail
Nokia Messaging jauh lebih banyak dan berharga lebih rendah dari
ponsel Blackberry. Selain itu pada saat ini Nokia meluncurkan layanan
tersebut secara gratis. Bandingkan dengan Blackberry yang berbayar.
Ambisi Nokia, selain mengalahkan Blackberry adalah menjadikan pushmail
sebagai sarana komunikasi menggantikan SMS.
Microsoft dan Nokia tidak menjadi yang pertama dalam bidang search
engine dan pushmail. Akan tetapi dengan kemampuan sumberdaya yang
dimiliki mereka dapat menerapkan strategi tiru dan modifikasi taktik
pesaing. Terutama dengan cara memberikan sesuatu yang belum diberikan
oleh pemain pendahulu. Tak perlu repot mencari hal baru. Cukup dengan
berusaha memberikan yang lebih baik dan jelas lebih unik.
Dari keempat kunci di atas,yaitu, fokus, jeli membaca pasar dengan
inovasi, menggabungkan kekuatan, tiru dan modifikasi, maka jalan untuk
memenangkan persaingan global itu sebenarnya selalu terbuka lebar.
Tinggal bagaimana menerapkannya agar dapat berhasil guna serta tepat
sasaran. Pasar / konsumen baik lokal maupun global selalu menuntut hal
terbaik yang sesuai dengan nilai uang / waktu yang mereka berikan.
Tidak ada gunanya bicara muluk – muluk tentang sistem ekonomi ini atau
sistem ekonomi itu kalau tak dapat memenuhi keinginan pasar / konsumen
yang semakin bebas memilih. Konsumen sekarang tak lagi dapat dipaksa.
Kalau dipaksa mereka akan lari ke pesaing yang dapat memberikan nilai
lebih. Yang perlu dilakukan adalah menjadi perayu yang tulus sehingga
pasar / konsumen juga akan menerima dengan senang hati tanpa keraguan.
Selamat berbisnis dengan hati.

Penulis adalah guru swasta mengajar di SMA PGRI
Piasak,Kec.Selimbau,Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Indonesia
(ryandy2009.blogspot.com) (ryandy2008@gmail.com)
HP. 081352471543