Wednesday, May 27, 2009

Keberanian Untuk Berubah

KEBERANIAN UNTUK BERUBAH
Oleh : Riandi

Perubahan yang terjadi demikian cepat memaksa orang maupun organisasi
untuk berubah. Perubahan terjadi di berbagai bidang baik itu ekonomi,
politik, teknologi maupun sosial. Setiap saat setiap waktu ada saja
yang berubah. Perubahan itu sendiri mirip dengan arus deras yang
mengalir. Jika diam maka akan hanyut terbawa arus. Harus terus
bergerak agar tidak terbawa arus. Agar dapat terus sesuai dengan
perubahan itu tadi maka diperlukan kemauan dan kemampuan bagi individu
ataupun organisasi untuk berubah. Namun meskipun yang namanya
perubahan itu begitu mudah untuk dikatakan tetapi relatif sulit untuk
dilaksanakan.
Google sebagai search engine terbesar pada saat ini bisa saja
terancam oleh Facebook. Meskipun Google telah berhasil mengalahkan
Yahoo dan Microsoft di bidang mesin pencarian namun ancaman situs
jejaring sosial semacam Facebook yang semakin membesar suatu saat bisa
saja mengalahkan Google. Facebook baru saja merayakan keberhasilannya
merekrut anggota hingga 200 juta orang. Siapa yang menyangka Facebook
bisa berkembang sedemikian pesat. Kalau orang-orang Google tidak siap
dengan perkembangan ini mungkin bisa saja Google akan mengalami nasib
yang sama seperti Yahoo yang telah dikalahkannya.
Seringkali timbul pertanyaan untuk menghadapi perubahan itu sebenarnya
apa sih yang diubah? Pada dasarnya ada tiga hal yang perlu diubah.
Yang pertama adalah pola pikir. Bagaimana cara memandang persoalan.
Terkait dengan isi di dalam kepala. Situasi yang berbeda membutuhkan
cara pandang, cara berpikir yang berbeda. Tak bisa dipukul rata. Lain
persoalan bisa jadi lain pola pikir yang diperlukan. Itu artinya perlu
belajar hal-hal yang baru. Berpikir berbeda untuk hal yang baru.
Seperti kasus Google tadi, meskipun mungkin tidak semua tapi pasti ada
diantara orang-orang di Google yang dihinggapi oleh rasa puas diri.
Ada perasaan puas karena berhasil mengalahkan Yahoo dan Microsoft di
mesin pencari. Sehingga akan timbul perasaan Google tak mungkin
dikalahkan. Kalau di bidang mesin pencari mungkin benar tapi jika
lewat situs jejaring sosial maka akan lain ceritanya. Karena ternyata
trend orang mengakses internet pada saat ini adalah mengakses situs
jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Friendster dan lain-lain.
Lebih banyak waktu dihabiskan untuk membuka situs-situs pertemanan
tersebut. Jika tidak ingin dikalahkan oleh Facebook maka Google harus
siap-siap berpikir tidak hanya sebagai situs mesin pencari namun juga
berpikir seperti situs jejaring sosial itu tadi.
Selanjutnya yang kedua yang perlu diubah adalah tindakan. Lain
situasi, kondisi tentu membutuhkan tindakan yang berbeda. Tidak sama
dengan sebelumnya. Tindakan yang berbeda terasa aneh pada awalnya.
Sehingga bertindak untuk berubah itu menjadi berat. Kalau untuk
perusahaan raksasa seperti Google sebenarnya bukanlah hal yang sulit.
Apalagi dari pengalaman panjang mengalahkan para pesaingnya Google
dapat saja melakukan suatu tindakan telak untuk menghantam situs
jejaring sosial. Apalagi Google terkenal karena berbagai layanannya
yang inovatif. Jika harus menambah satu lagi bidang inovasi yang mirip
dengan situs jejaring sosial bukanlah hal yang mustahil bagi Google.
Perubahan terakhir yang perlu dilakukan adalah perubahan lingkungan.
Meskipun cara pikir dan tindakan sudah tepat kalau lingkungan kurang
sesuai maka hasilnya tidak bisa maksimal. Benih yang tumbuh di tempat
yang kurang subur tentu berbeda hasilnya bila dibandingkan dengan
benih yang tumbuh di tempat yang subur. Pada saat ini dunia sedang
berada dalam krisis ekonomi. Lingkungan ekonomi dunia sebagai dasar
bagi bisnis sedang dalam kondisi tidak subur bagi perkembangan bisnis.
Namun itu bukan berarti bahwa tidak ada harapan. Tetap saja ada
bidang-bidang yang dapat terus berkembang meskipun krisis sekalipun.
Lingkungan yang subur dapat dicari bahkan diciptakan.
Pada dasarnya untuk berubah itu hanya perlu keberanian. Lalu timbul
pertanyaan, jika memang hanya perlu keberanian mengapa tidak berani
berubah? Hal pertama yang menyebabkan perubahan itu sulit terutama
karena ada resiko,yaitu perubahan itu belum tentu menyebabkan
keberhasilan, tak pasti. Bahkan bisa jadi gagal total dibuatnya. Sudah
sejak lama ada tekanan bahwa sistem operasi Windows dari Microsoft itu
terlalu mahal sehingga menimbulkan pertambahan ongkos yang berlebihan
bagi bisnis. Sistem operasi gratis seperti Linux kemudian dikembangkan
dan dikampanyekan secara gencar. Secara teori penggunaan sistem
operasi gratis akan memangkas biaya, tapi kenyataan yang terjadi
adalah justru timbul masalah efisiensi. Banyak software hanya
kompatibel terhadap Windows tapi tidak kepada Linux. Kemudian masalah
kebiasaan pengguna yang perlu membiasakan diri menggunakan Linux yang
membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Pada akhirnya justru ada biaya
tak terduga yang justru lebih besar dari sekedar penghematan yang
didapat. Akhirnya ya balik lagi ke
Windows.
Kemudian hal selanjutnya yang merupakan masalah klasik adalah
perubahan itu melanggar zona kenyamanan. Mengubah cara pikir,
tindakan, lingkungan bukanlah hal yang nyaman untuk dilakukan. Perlu
proses penyesuaian. Dan itu perlu waktu. Menanggung rasa tidak nyaman
selama waktu yang tak dapat ditentukan itulah yang membuat berubah itu
sulit. Dan selama proses itu tadi selalu memunculkan efek tak terduga
baik yang diharapkan maupun yang tidak.
Untuk memunculkan keberanian maka dapat dilakukan dengan mempersiapkan
tiga hal dari hal yang perlu diubah di atas. Pola pikir merupakan
salah satu sumber keberanian. Pola pikir dapat dibentuk dengan
informasi memadai. Siap dengan informasi karena informasi yang memadai
dapat menjadi peta jalan pemandu perjalanan. Kalau peta jalan sudah
diketahui tentu akan timbul keyakinan. Meskipun harus berjalan
melewati jalan yang gelap dan berkabut. Dengan informasi yang memadai
tentunya kejutan-kejutan yang mungkin timbul selama perjalanan akan
siap diantisipasi. Apalagi dengan kemudahan mencari informasi lewat
internet informasi yang diperlukan sudah tersedia melimpah. Tinggal
bagaimana mengolahnya saja. Tinggal tergantung kepada penafsiran.
Selain pola pikir tindakan menjadi hal selanjutnya yang perlu
diperhatikan. Berani berubah yang artinya berani mengambil resiko
didapat dari kebiasaan. Jika terbiasa berubah maka untuk berubah akan
mudah, jika tidak terbiasa berubah maka berubah itu menjadi hal sulit.
Kemudian ada yang namanya lingkungan sebagai faktor lain yang perlu
diubah. Lingkungan yang mendukung perlu dicari. Jika tidak ditemukan
maka lingkungan tersebut perlu diciptakan.
Meskipun sudah tahu bahwa perubahan itu perlu tetap saja ada individu
atau organisasi yang hanya berubah di pola pikir saja. Hanya sebatas
konsep. Jika demikian maka pola pikir tanpa tindakan namanya
angan-angan. Jika tanpa tindakan tak ada hasil yang diperoleh.
Meskipun teori dan konsep yang diketahui demikian canggih. Ini
biasanya terjadi justru karena terlalu banyak informasi yang diperoleh
sehingga mengakibatkan kebingungan. Kelumpuhan analisis tidak berani
bertindak karena bayangan yang muncul dari informasi yang diperoleh
begitu mengerikan, menakutkan sehingga malah membuat surut langkah.
Berlawanan dengan kelumpuhan analisis ada yang bertindak tanpa
pengetahuan yang memadai sama sekali. Untuk apa repot-repot
mengumpulkan informasi kalau hasilnya sama saja demikian pikir mereka.
Pokoknya hantam saja. Soal hasil dan resiko itu urusan belakangan.
Makanya jangan heran kalau kegagalan juga menunggu. Tindakan tanpa
pola pikir ini sama dengan sembrono/ gegabah. Meskipun ada hasil namun
tidak maksimal. Karena hanya mengandalkan keberuntungan semata. Lebih
mirip dengan judi. Nasib terlalu mahal harganya kalau dijadikan ajang
pertaruhan perjudian yang tak jelas. Dengan demikian perlu seimbang
antara keduanya. Keberanian bertindak untuk berubah yang
diperhitungkan secara masak dengan tindakan berani.
Apabila telah berani bertindak untuk berubah maka bagaimanapun
kecilnya selalu ada hasil dari keberanian untuk berubah. Dalam setiap
perubahan pasti ada peluang. Ini disebabkan karena perubahan itu
sendiri mengakibatkan timbulnya hal-hal baru. Terutama untuk
menyongsong peluang dari perubahan. Peluang yang hanya bisa
dimanfaatkan apabila telah siap. Dan kesiapan itu kadang memerlukan
perubahan.
Apabila telah berubah maka pesaing akan kebingungan untuk mengikuti.
Nokia menurunkan harga ponsel cerdasnya seperti E71 dan 5800 Xpress
Music untuk menghadapi persaingan melawan Apple i-Phone, RIM
Blackberry serta HTC. Sedikit banyak langkah yang diambil Nokia akan
membuat pesaingnya berpikir panjang untuk terus meletakkan harga
terlalu tinggi. Kemudian karena bermain harga di kelas menengah maka
konsumen yang mencari ponsel cerdas canggih dengan harga terjangkau
juga akan dapat dipikat. Apalagi di zaman krisis, konsumen akan lebih
berpikir untuk membelanjakan uangnya secara bijaksana. Ponsel cerdas
bermerek yang berharga terjangkau dari Nokia dapat menjadi ancaman
serius bagi ponsel kelas menengah yang tidak mempunyai fitur setangguh
Nokia. Dengan demikian prinsip satu langkah di depan pesaing karena
berani berubah menjadi penentu kemenangan di era perubahan. Lebih baik
berani berubah sebelum dipaksa untuk berubah.

Riandi (ryandy2009.blogspot.com) (ryandy2008@gmail.com)
Penulis adalah guru swasta mengajar di SMA PGRI Piasak, Selimbau,
Kapuas Hulu, Kalimantan Barat,Indonesia
HP. 081352471543

No comments:

Post a Comment